Rabu, 01 Juli 2020

JANJI MATI DI EMPER TOKO 
   
matahari dari barat memanggang lelaki malang
terkapar di emper toko tak dihiraukan orang
kurus daging habis tinggal kulit dengan tulang
di dadanya masih ada sengal nafas tanda ajal datang

tuhan tidak salah mengutus malaikat
inilah janji mati ajal semakin dekat
diri dan takdir terikat

mata lelaki malang itu basah
tatapan kosong ke satu arah
jiwanya resah atau pasrah

matahari bergegas sedikit hari dekat senja
lelaki malang terpanggang cahaya matahari
lelaki melarat sekarat sendiri

201507081853 Kotabaru Karawang

MEMAMAH SEPI


Kumamah sepi dalam takbir
Kumamah sepi kapan berakhir
Tak akan sudahkah kemarau memulas langit

Mengapa kutaruh sepiku di ujung malam
Sehingga orang jadiberkata
Dia memamah sepi sendiri dalam deru takbir
Dia memamah hayatnya sendiri dalam takbir

198400000000 Kotabaru Karawang

MENUNGGU RAPUH



Pergi datang lagi hari-hari tambah rombeng
Retak-retak matahari retak retak bulan
Retak retak bumi

Makin ketemu makin retak matahari
Makin retak bulan makin retak bumi
Makin banyak rombeng
Makin banyak bopeng
Makin banyak topeng

Hidup ini batang sepanjang jalan
Berputar di bumi melemgkung
Tak berujung

Batang ini batang itu
Sama-sama menunggu rapuh

Kejamkah waktu
Ganaskah ruang

Doa’doa batang hidup
Ke mana engkau sampai


197600000000 Kotabaru Karawang

REBAHKAN CINTAMU DI SINI



datang malam
kembalibiarkan aku tenggelam
sangat dalam
menelan segala suram
dan kemarin yang kelam

malam mengantar seberkas duka rindu
rindu karena duka yang dahulu
lentik jari yang berubah jadi sembilu

menancap di dada mengiris hati
menjadi kepingan tanpa pasti

datang malam aku tenggelam dalam
menelan segala suram kemarin yang kelam

sebelum malam berlalu
aku ingin berbisik inilah degup jantungku
rebahkan cintamu di sini
jangan pernah pergi


201511102159 Kotabaru Karawang

TENANG HENING TERMENUNG

  

karena engkau aku menatap bening wajah
lalu tenggelam dalam dan itu adalah sesuatu
dengan hu aku memandang
dengan hu aku merangkaul
dengan hu akuterbang membakar rindu
dengan hu rinduku pudar melayang menjadi debu

hidup allah dengan hu
hidup allah dalam hu

aku memeluk engkau memeluk
kita berpeluk dalam tannafas
menyatukan nafas dan nufus
melebur dalam anfus

hu allah hu allah hu
terang hilang terangnya
gelap hilang gelapnya
ada hilang adanya
tiada hilang tiadanya

dan cukup dengan allah aku bersaksi


201509281134 Kotabaru Karawang

BA SIN MIM (3)



Bagaimana bisa dirahasiakan jika rahasia itu aku
Rahasia yang melilit membelit kulit daging tulang dan sumsum

Apa jadinya mata tanpa penglihatan
Apa jadinya telinga tanpa pendengaran
Apa jadinya lidah tanpa kalam

Dengan saksi ba sin mim engkau adalah kehidupan


CINTA DAN RINDU KEPADANYA




tidak siang tidak malam cinta bisa datang bersama rindunya
ingin berdekapan erat membaca ayat demi ayat dalam nafas
dalam ungu dalam biru dalam hijau dalam jingga
terbang datang terbang pergi ke langit lepas

ah, betapa indah cinta dan rindu yang datang
langit jadi tambah cantik angin jadi tambah sejuk
alun mengalun tetap pada gelombang
menukik dalam ke dasar samudra hati tunduk

tak akan pernah sama cinta dan rindu yang telah datang
dengan cinta dan rindu yang sedang datang
juga dengan cinta dan rindu yang akan datang
sungguh aku mengasihani sujud yang hilang

cinta datang malam datang siang dengan rindu bersama
dalam kisah sajadah yang direngkuh didekapkan pada dada

dalam binar tatap dan semburat senyum pelangi
dalam gemulai dan lentik jari penari
dan akhirnya semua membeku dalam mati

201603312226 Kotabaru Karawang


MALAM PANJANG



Jangan cuci kaki dulu biarkan mala mini menjadi panjang
Biarkan kata-kata bermain pad lintasannya
Catat huruf demi huruf yang kita susun menjadi kata dan kalimat
Yang dengan kalimat itu kita bicara
Tentang cinta berjalan pada lontas batas

Ada aku dalam malam panjang
aku dikenang aku mengenang
Aku bergarap aku diharap
Pada tangkai bunga hinggap

Jangan gosok gigi dulu
Jangan pergi tidur jangan pejamkan mata
Biarkan bibir kering langit-langit kering
Menyatu dengan lidah mata boleh terpejam jika pasrah

Jika tak ada kata-kata biarkan sunyi menjadi kanvas
Biar rindu tampak dari cinta yang lepas

Cinta itu indah jika libtas batas
Bukan cinta jika berjalan pada batas
Cinta menjadikan engkau dalam air bernafas

Cinta itu menjadikan engkau dalam air tak basah
Cinta itu menjadikan engkau dalam gundah tak resah

Cinta membuat engkau kuat dan tegar
Dalam api tak terbakar

201601131101 Kotabaru Karawang




PANTUN COVID-19



Ngengat terbang di tepi huma
Sayapnya biru putih berbelang
Sejagat orang bingung semua
Karena tamu yang tak diundang

Membeli benang jarum dan lilin
Simpansemua dalam keranjang
Tamu yang datang kovidnaintin
Tidak terlihat mata telanjang

Burung gagak dan burung balam
Makan nyamuk di pohon nenas
Datang tidak beruluksalam
Langsung mengamuk sangatlah ganas

Terbang ke awan semua burung
Awannya jatuh ke tepi tebing
Orang awam menjadi bingung
Untunglah ilmuwan tak jadi pusing

Daun sirih lalang dan salam
Dipakai membungkus kapur barus
Ilmuwan bekerja siang dan malam
Meracik obat melawan virus

Lebar jalan dan sangat lurus
Tempat orang menaruh meja
Agar sebaran dapat diputus
Semua dianjurkan #di_rumah_saja

Ke pancuran membawa lidi
Sampai pancuran lidi dilempar
Sayang anjuran tak dipatuhi
Semakin banyak orang terpapar

Belanja mecin satu perempat
Ditambah lagi membeli lada
Semoga vaksin seg’ra didapat
Agar pandemi dapat mereda

202004301904_Kotabaru_Karawang



KUDEKAP BULAN PUCAT



Bulan puat kudekap dalam makna cinta yang aku miliki
Bulan pucat mendekap dalam makna rahasia cintanya sendiri
Aku menyerah pada degup jantung yang menjadi saksi
Menyerah bulan pucat dalam cinta yang mungkin masih misteri

Aku melayang terbang bersama mega berarak lembut
Melayang juga bulan pucat dalam kabut
Bulan pucat takut

Bulan pucat di langit pucat jauh di atas kepala
Kugapai dengan rentangan tangan dalam pelukan jatuh syahdu
Ketika datang kutimang bulan pucat dengan cinta
Ketika berlalu kuayun bulan pucat dengan rindu

Bulan pucat sudah hampir seperti sabit
Mungkin pagi esok tak akan terlihat di langit
Siapa menjerit siapa sakit

Ini dekapan terakhirku untuk bulan pucat
Bulan pucat akan pergi ke balik langit tak terlihat
Tapi bulan pucat dekat
Dalam kenangan lekat

201511041621 Kotabaru Karawang




JANGAN SALAHKAN SIAPAPUN



silakan petik buah kata-kata di kebun puisiku
petiklah jika karena buah itu laparmu hilang
tak usah memanggil namaku
telah kupasang niat sejak dulu puisiku untuk dunia

timbalah air  dari mata air kata-kata di kebun puisiku
lalu reguklah jika karena air itu hausmu hilang
tak usah memanggil namaku untuk memberitahu
telah kupasang niat sejak lama puisiku untuk semua orang

jangan salahkan siapapun jika kau mabuk
nikmati saja semua nada
lalu jadikan semua sempurna dalam khayalmu

ingat jangan salahkan siapapun jika kau mabuk
menarilah segera jika kau sudah mengerti irama
karena nol memang harus ada untuk menjadi saksi satu

201507010620 Kotabaru Karawang


SUBUR DALAM CEMBURU



Sampailah aku ke hari ini
Hari berpadang dan bergunung
Hari aku mereguk hausku
Segala resah berlalu sudah
Cintaku telah berbuah
Musim bunganya tinggal kenangan
Subur dalam cemburu
Semarak dalam sesal dan menyesal

Mari kita buat lagu
Syair cinta kita gubah
Setiap kali ada yang bertanya
Ini siapa punya

197600000000 Kotabaru Karawang


MEMBAKAR RINDU




aku telah membakar rinduku dengan api yang kuambil dari matahari
agar deritanya tidak lagi terasa menyayat dada dan mengiris hati
apakah kau tahu apa jadinya api dari matahari kalah panas
panasnya redup menuju padam dan rinduku tidak jadi meranggas

aku telah melemparkan rinduku ke lautan yang paling dalam
agar deritanya tidak menusuk jantung menderita tak berkesudahan
tapi sebegitu dalamnya laut tak dapat memuat beban rinduku
dan jadilah tetap berat nafasku karena dekapan dan pelukan

sebentar lagi kepada hati aku minta izin
untuk pergi menuju negeri angin
di sana aku melepas dan menerbangkan segala ingin

simpul mati di mana rinduku terikat akan kubuka
jika masih gagal juga aku akan menemui mega
kuminta mega membekukan rinduku di angkasa

201506300335 Kotabaru Karawang

REBAHLAH DI DADAKU



rebahlah di dadaku biar kucium harum lembut rambutmu
kau aman di situ karena dadaku adalah benteng cinta paling tua
cinta paling syahdu cinta yang tak pernah layu dimakan waktu
kau aman dalam pelukan sejak terbit matahari hingga senja tiba

cinta yang satu ini bukan seperti anak panah dengan busurnya
yang jika anak panah melesat busur tertinggal tiada guna
bukan jangan kau pakai itu tak ada dalam kamusku
cinta yang satu ini adalah satunya ruas dengan buku

cintaku bukan seperti debu di atas batu yang ditimpa hujan
lenyap tak berbekas seperti lenyapnya bayangan
karena cahaya yang hilang lalu lenyap semua harapan

rebahlah di dadaku dan pejamkan matamu
biarkan angin berlalu
menghapus semua kisah masa lalu

201506360038 Kotabaru Karawang



AKU MASIH DI SINI (2)

  AKU MASIH DI SINI (2)   Kini aku di sini menari dalam bait-bait puisi Mendendangkan lagu-lagu hati lagu-lagu mati Dalam surgaku dalam nera...