Rabu, 15 Juli 2020


HITAM MERAH BIJI SAGA

Titik hitam legam pada biji saga merah menyala
Menatap tajam pada pagar bambu lapuk hampir rubuh
Biji saga merah hitam bicara tentang daun tua
Tak lama lagi akan melayang jatuh ke bumi, luruh

Daun akan melayang jatuh bumi senyum menyambut
Tirai halus tersibak rahasia lembut menampak
Menjawab hamba tenggelam dalam penghambaan

Pagar bambu lapuk hampir rubuh senja akan direnggut
Pahala dan dosa lebur dalam siang malam yang tercampak
Kenangan digulung disimpan dalam lipatan

Merah saga akan hilang hitamnya juga ikut lenyap
Senja makin redup menyelinap ke dalam pelukan malam
Cinta dan rindu menyatu dada lepas sesak lepas pengap
Yang menyembah yang disembah tersurat tersirat di dalam kalam

202003052319_Kotabaru_Karawang


HITAM YANG TERPUTIHKAN

Pada suatu malam hitam terputihkan sudah
Tamat riwayat tamat kisah benteng kegelapan
Malam sepi tanpa hitam putih begitu indah
Hitam putih rasa dan pikir kemarin lupakan

Jangan salahkan malam jangan salahkan sepi
Juga jangan salahkan segala rindu
Yang karenanya kepadamu aku berjalan

Lalu karena rindu kepadaku engkau berlari
Rubuh runtuh dinding mihrab bukan tak perlu
Lebih karena segala rahasia terpecahkan

Hitam putih kenangannya hanya tinggal gambar
Akan jadi usang namun tak akan pernah hambar
Tanya diri ke kanan atau kirikah akan terlempar
Kanan kiri lenyap sunyi sepi dalam Allahuakbar

201906190650_Kotabaru_Karawang


JELITA GILA GILA JELITA  

Jelita di balik jendela kaca
Menatap kosong hujan senja mata berkaca-kaca
Hancur luluih jiwa bagai serpihan kaca
Jelita tak tahu lagi di mana kaca
Tak kenal siapa berkaca

Tangan erat pada jeruji besi jendela
Wajah layu menunduk
Jiwa terpuruk mengutuk

Ah. kisah lama wanita dibakar dahana asmara
Riak meletup meledak dalam dekap
Berujung badai membantai

Dada jelita memusuk dipanah cinta salah kira
Darah jadi hitam jiwa tersekap
Sampan tak pernah sampai ke pantai

Bau semu palsu

Jelita di balik jendela kaca
Menatap kosong hujan senja mata berkaca-kaca
Hancur luluh jiwa bagai pecahan kaca
Jelita tak tahu lagi di mana kaca
Tak kenal siapa berkaca

201603280632 Kotabaru Karawang


PENGEMBARA MALANG

Ketika senja tiba pengembara malang terjebak hasrat
Mendaki di bukit cantik berlembah indah mengikat
Cinta dan rindu yang t’lah  lama erat melekat
Lepas melayang terbang lepas tak lagi berperekat

Tidak siang tidak malam pengembara merayap mabuk
Berenang menyelami lubuk yang dulu dianggap terkutuk
Menggerogoti ragam buah segar yang sebenarnya busuk

Sisa nafas tersengal ditikam sisa pandang terjegal
Hilang neraca hilang pematang hilang nalar lenyap akal
Liur nafsu membubung meremas gemas makan kata bebal

Sampai kapan hasrat akan membakar ia tak mau tahu
Ia mengubah langit jadi putih dan awan menjadi biru
Lembut salju hatinya dulu mengeras menjadi batu
Terjebak hasrat pengembara tenggelam dalam sunyi bisu

201906051230_Kotabaru_Karawang

SALAH IBU

Tersandung salah batu
Kelilipan salah debu
Ketakutan salah hantu
Miskin salah ibu

Letak otak di kepala
Salah cara pasang logika
Sangat senang main neraka

201802281522_Kotabaru_Karawang


MIHRAB DAN KISAHNYA  

Ketika di keheningan malam aku bertanya
Siapakah gerangan yang sedang membelai rindu
Engkau menulis engkaulah satu yang bukan dua
Aku membaca pengakuan dalam lembutnya biru

Ketika di kegelapan gua aku bertanya
Siapakah gerangan yang sedang berada dalam pelukan
Jawabanmu siapa lagi kalau bukan satu yang tidak dua
Kubaca jingga sebagai indahnya pengakuan

Aku ingin menghentikan tanya untuk tidak kembali datang
Karena di ujungnya selalu ada ragu dan bimbang
Engkau berkata tidakkah engkau melihat gelombang

Atau angin yang tak akan selamanya kencang
Atau elang yang tak akan selamanya terbang
Begitulah lukisan tampak pada malam pada siang

201805270457 Kotabaru Karawang


LUBANG RAHASIA RAHASIA LUBANG

Mengapa malam bercanda dengan putih
Mengapa siang bercanda dengan hitam
Mungkinkah terhitamkan segala putih
Mungkinkah terputihkan segala hitam

Ada kisah seorang lelaki
Dengan jemarinya ia membuka rahasia
Tentang warna-warna pada dinding misbah

Tentang rahasia indah berbagi hati
Tentang padunya rindu dan cinta
Tentang satunya embun dan basah

Malam putih siang hitam adalah teka-teki usang
Mengapa hyena bisa melumpuhkan singa garang
Mengapa embun menempel kabut mengambang
Meski beda bentuk semua kembali ke lubang


201906182013_Kotabaru_Karawang


MENGHITUNG SISA RINDU  

Aku ingin menghitung sisa rindu yang masih ada
Seperti kemarin aku ingin menatanya menjadi kata
Namun di mana letaknya di pikir atau di rasa
Terlalu besarlah atau terlalu kecil untuk diraba

Pikiran di dalam mengapa perasaan mengajak ke luar
Pikiran diam tapi perasaan lelah mengejar
Pikiran tenang tapi perasaan dipeluk tubuh gemetar

Dari puncak kuarahkan pandangan ke lembah
Dengan rasa benar kutimbang sesat dan salah
Oh ternyata ini yang membuat aku lelah

Apalah aku makhluk hina menyodorkan sebuah benar
Apalah aku makhluk lemah menjangkau tak sampai
Apalah aku makhluk lengah yang selalu lalai
Menimbang pikir dan rasa yang selalu bertikai

201806152321 Kotabaru Karawang


LIDI PAYUNG MATA

Lidi terikat kini terurai lepas satu satu menusuk hati
Karatnya racun berbisa menyiram dinding yang luka
Darah menjadi nanah luka parah tak pernah sembuh lagi
Borok bernanah kini bertambah pedih tersiram cuka

Payung terlipat tergulung rebah di sudut gelap
Tak lagi menaungi payung kini hanya pendamping senyap
Sepi pada malam panjang menyiksa membunuh semua harap

Mata yang melirik tajamnya beralih ke mata badik
Kilatnya berubah menjelma menjadi lilitan mencekik
Putus nafas lidah menjulur dan tak bisa memekik

Dimana madu yang dahulu kemana perginya rindu
Mengapa buluh perindu menghantar isak dan sedu
Bagaimana bisa langit mendadak hitam hilang biru
Dinding hati luka berdarah bernanah bersaksi bisu

201908201024_Kotabaru_Karawang


PAYUNG MATA LIDI

Ada payung pelangi indah menaungi sebuah hati
Hati yang rindu pelukan erat namun takut didekap
Kadang terapung kadang melayang dibuai sunyi
Sesekali khayalnya melesat terbang tanpa sayap

Ada mata yang menatap memancarkan berjuta kata
Mata yang bicara tentang pemilik rahasia cinta
Bibir kaku lidah kelu tak kuasa mengungkap rasa

Ada lidi terikat erat menahan gejolak hasrat
Hasrat membubung gila menerjang sekat-sekat
Payung lidi dan mata lelah membaca sebab akibat

Payungmu matamu lidimu pelangiku bisuku hasratku
Bersama mengeja rindu dan cinta sepanjang malam
Jika siang tiba selalu ada pertanyaan baru
Biarlah tanpa jawaban biarlah berlalu semua kelam

201905182041_Kotabaru_Karawang


PENYAIR TUA BERTERIAK DI MANABOA

Wahai angin lembut yang berhembus membelai orang baik
Jadilah agak kencang ke situ labraklah orang jahat
Kemudian jadilah kau badai dahsyat lalu kau cekik
Bawalah besi panas tusukkan dari mulut tembus ke pantat

Wahai air mendidih lumatkan hati dan otak busuk jadi bubur
Biarlah nanti aku suguhkan kepada serigala dan macan lapar
Aku akan berteriak horeeeee ketika besoknya bubur tahi

Banyak babi sradak-sruduk banyak anjing bermata lamur
Hilang akal hilang timbangan hilang nalar
Suara parau suara sengau nyanyiannya hanya caci maki

Wahai api yang hangatnya aku jadikan senang berdiang
Terbang dan berkobarlah membakar otak-otak dungu kerdil
Jadilah lebih panas lagi lalu hanguskan otak liar jalang
Jangan kau pejam matamu ketika hancur otaknya kau bedil

202004092244_Kotabaru_Karawang

AKU MASIH DI SINI (2)

  AKU MASIH DI SINI (2)   Kini aku di sini menari dalam bait-bait puisi Mendendangkan lagu-lagu hati lagu-lagu mati Dalam surgaku dalam nera...