Senin, 13 Juli 2020


DEMIKIAN AKU BERNYANYI  

Demikian aku bernyanyi di lubang langit
Nyanyian tentang hidup hanyut dahi mengernyit
Sajadah berbisik dia tidak ada di sini bangkit

Demikian aku bernyanyi
Pada butir debu di atas jalan panjang
Kisah terbentang
Daun gugur tanah kering kerontang

Demikian aku bernyanyi
Alis lentik gadis cantik
Menuangkan anggur jadi pemantik
Ledakan rindu dan gelisah saling berbisik

Demikian aku bernyanyi
Buah kapas kering menganga biji jatuh kapas terbang
Biji jatuh menunggu tumbuh kapas menari dalam angin kencang
Melayang membawa rindu ditangkap padang ilalang

Demikian aku bernyanyi
Di sela-sela tanah rekah berumput kering
Panas menyengat menggigit dibuai lolongan anjing
Lolongan serigala tinggi melengking

Demikian aku bernyanyi
Sepanjang jalan melengkung tanpa ujung
Aku berhenti termenung

201311200800 Kotabaru Karawang


HONG NGALI NGALI HONG  

hong ngalingali hong mati telapak kaki telapak kaki hilang hong ngalingali hong mati betis betis hilang hong ngalingali hong mati paha paha hilang hong ngalingali hong mati pantat pantat hilang hong ngalingali hong mati perut perut hilang hong ngalingali hong mati dada dada hilang hong ngalingali hong mati tangan tangan hilang hong ngalingali hong mati leher leher hilang hong ngalingali hong kepala tidak mau hilang hong ngalingali hong perang takut mati takut mati perang hong ngalingali hong pasang bongkar bongkar pasang hong ngalingali hong telentang hong ngalingali hong tidak mau mengulang hong ngalingali hong menunggu siang

201611230853 Kotabaru Karawang


KABIL HABIL SETH

Kisah busur yang terentang tegang pada tali satu
Perlahan tenggelam lenyap dalam gelegak laut biru
Helai daun jatuh air mengalir dua sungai bertemu
Di balik malam di muara hantu hati kelabu bisu

Tali satu pada pundak indah putih direnggut putus
Bahu dibelai lengan terkulai buih terbakar hangus
Rintih terbungkam kuda nafs ganas mendengus

Benih ditebar berhamburan dalam sinar memukau
Gelap bukan lagi hitam tapi gelap membawa silau
Kayuh dayung sekarat perahu terdampar di pulau

Dua persembahan satu sesajian yang terbakar
Api datang bersama petir menyambar
Diamkah Seth hingga api Kabil menyala berkobar
Diamkah Seth hingga Habil harus terkapar

201908230656_Kotabaru_Karawang


PUTIH SELIMUT HATI  

Pagi lembut dekapan lembut dalam desah nafas
Kau kirimi aku kabar harap-harap cemas
Merah menyala yang tumpah menjadi butiran bernas
Dan putih merpati yang menjadi gumpalan kapas

Aku membaca dan kuterjemahkan kalimat
Pada tonggak tobat kutambat noktah yang melekat
Wajah dan sajadah menjadi satu terikat
Lewat jembatan halus berharap selamat

Merah jangan mendekat ungu jangan menjauh
Biru kutunggu kuning membuat hening
Putih tetaplah di sini menjadi selimut hati

Kapal akan berlabuh
Di lautan yang tak pernah kering
Setelah itu matahari baru akan terbit lagi

201704062317 Kotabaru Karawang


NANTI SAJA  

Batang kapuk kering menghitam dimakan kemarau panjang
Kapas dipanggang panas menganga lepas pasrah terbang
Tak terarah dihembus angin kencang melayang-layang
Seakan ditimang kapas kering jatuh di padang

Meski masih padang hijaunya kini hijau ilalang
Hijau dahulu tiada lagi dari pandangan menghilang
Bimbang datang resah datang ragu mengambang

Bait-bait kekasih semua diam sembunyi menyelinap
Bibir terkatup lengan lemah kata membisu dalam gelap
Dalam bisu kudengar gaung dan mihrab menjadi pengap

Tak ada lagi kata-kata ketika lepas dari pelukan
Tak ada lagi kalimat ketika lepas dari dekapan
Nanti saja yang terucap menyimpan secuil remah harapan
Kapan putih pasrah lepas jatuh dalam senja penantian

201709061442 Kotabaru Karawang


PESTA MABUK

Besok akan rubuh
Untuk apa menyangga
Besok akan runtuh
Ribut hilang merdeka

Pesta menetak tubuh luka
Pesta mencakar rusak muka
Pesta mabuk zaman gila

201805080648_Kotabaru_Karawang



KISAH RUAK DAN BANGKAI PENGEMBARA

Salah bukan pada padang yang panasnya garang
Tapi ada pada hujan yang tak pernah datang
Harapan menipis karena oase kering kerontang
Harapan pengembara punah haus makin meradang

Di tebing batu ruak ruak tajam mengintai
Pengembara malang tergeletak lemah lunglai
Tertipu fatamorgana sebentar lagi jadi bangkai

Pasrah menyerah perang selesai siap menyambut
Pedangnya jatuh mulut penuh pasir nyawa dijemput
Padang sunyi angin gurun menjadi malaikat maut

Pengembara malang jadi mayat tengkurap
Ruak bersorak terbang rendah lalu hinggap
Kulit dicabik daging putih disantap
Riuh bernyanyi tubuh tanpa darah dilahap

201912240835_Kotabaru_Karawang


KETIKA RINDUKU TERSANDUNG  

kubalikkan tanah kucari cinta di sini sambil mandi panas mentari
kucari buah cinta beracun yang bernama rindu oh rindu
di kuntum kenanga mana kau jatuh
dari kuntum melati yang mana kau akan terlahir kembali
apakah akan kau sunting semua rindu pada harumnya kemuning

aku tak menemukan kata ketika lepas dari pelukan
aku tak menemukan kalimat ketika lepas dari dekapan

aku melayang bagai kapuk kering dimakan kemarau panjang
terbang tak terarah aku jatuh di padang ilalang
tanahnya rekah terpanggang panasnya siang

rumput dan daun bambu kering telah pasrah
aku membuat api api tak kuajari membuat arang dan abu
jangan lepaskan pelukan agar aku lebur dalam kata dan kalimat

201509072126 Kotabaru Karawang


AYAT BAYANG-BAYANG CINTA  

Aku menjadi bayang-bayang cinta dari banyak wajah
Yang kuning yang ungu yang hijau yang merah
Di jalan waktu tak bermula tak berakhir aku menjelajah
Mencoba menyelan mencoba terbang mencari makna pasrah

Aku menjadi bayang-bayang cinta dari banyak wajah
Waktu mendekapku dalam indahnya perubahan
Dari hitam telah putih kini hiasan kepala
Aku melihat bayang-bayang cinta merangkak perlahan

Demikian aku dan bayang-bayang cinta berjalan seiring
Dari bening menjadi keruh kini kembali menjadi bening
Dari hening menjadi riuh kini kembali menjadi hening

Bayang-bayang cinta putih menelan hitam
Senja pengabdianku akan kembali ke balik malam
Bayang-bayang cinta dari takbir hingga salam

201704272045 Kotabaru Karawang

KROYA SUNYI

Embun jendela gerbong
Rel meneriakkan sepi
Gunung berbaris sombong
Terowongan Kroya sunyi

Semak dan pohon berlari
Lembaran catatan kubuka lagi
Kutulis beberapa bait puisi

201802281513_Dalam_Perjalanan


AKU SEMAKIN TAKUT  

seribu lagu selaksa nada seketi syair
sejuta madah telah kutulis pada air
pada api pada angin pada tanah pada pasir
pada alun pada gelombang
tapi bimbangku tak pernah kurang

dengan sejuta warna bumi kubalut
kubalut gunung dan laut
tapi aku semakin takut
semakin takut

aku berlari mengejarmu dalam terang dalam gelap
dan engkau datang menghilangkan semua pengap

kulihat engkau di pelaminan
ketika kulihat mempelai sembunyi-sembunyi
meremas jemari

kulihat engkau senyum di jalanan
pada wajah kering terbakar

dalam sejuta galau
aku melukis tentang engkau

200800000000 Kotabaru Karawang


DINDING PENYEKAT  

Bawa ke sini sampah itu
Dua-duanya jangan satu
Hamparan jagat ini
Akan menjadi saksi

Sampah itu punya mata hati tak bebas
Sadar memeluk dinding penyekat keakuan
Intan permata berlian perhiasannya tak bisa lepas
Bermimpi dengan itu bisa sampai ke gerbang keselamatan

Akan ada raung tangis akan ada air mata darah
Menetes kemudian beku busuk bau bernanah
Mulut tak henti menyerapah

Di dermaga mana sampah akan berlabuh
Air apa yang akan dipakai membasuh
Akhir perjalanan hanya tinggal keluh

200800000000 Kotabaru Karawang


HARI REMBANG PETANG  

Hari-hari yang panjang benar kini telah rembang petang
Lembayung yang memulas langit perlahan-lahan akan hilang
Burung-burung berkicau telah terbang pulang ke sarang
Kambing-kambing tanpa digiring akan kembali ke kandang

Uluk salam cinta terdengar memanggil meski masih sayup
Ruang dan waktu dari pikiran dan perasaan akan ditutup
Apa sebenarnya yang sampai ke batas mati atau hidup

Jika berpikir dan merasa hidup maka mati yang akan memeluk
Jika berpikir dan merasa mati maka kepada hidup tunduk
Pikir dan rasa tarik ulur bertanya siapa khalik siapa makhluk

Bersama matahari terbenam malam datang
Bayang-bayang panjang akan hilang
Akan jelas kisah siapa mengenang siapa dikenang
Akan jelas kisah siapa brpakaian siapa telanjang

201711221001 Kotabaru Karawang


KEDIRI TUGU

Senja merangkak membawa kisah dan mata
berpacu nyata
Di rel kereta
ada cerita buta

Di jendela silau singgah
Dada memukau mengunci sunyi
Khayal terbang bersayap patah

Bibir dan bibir mematut gelisah
Jemari kaku tak bisa sembunyi
Hujan membawa basah

Rumput semak pohon diri di tepi
Depan dan belakang mana
Aku membaca kembali
Bayangan cinta di jendela kereta

201802110535_Kotagede_Jogjakarta


PADA BATAS SAMAR  

Sendiri aku berdiri pada batas yang samar
Nanar sadar
Kupandang tubuh terkapar
Kulepas sebentar

Tak akan pernah ada orang lain pada batas ini
Hanya sendiri seperti janji yang telah disepakati
Belum datang pisah sudah datang sunyi
Membawa berkas hening sepi

Dalam atau pada batas sendiri terbang
Tanpa sayap tanpa harap
Dan tubuh ketika kembali kusentuh
Hati bening utuh

Dalam batas samar tanpa aku
Menyapa dengan cinta dan rindu
Pelukanku dekapanmu
Hanya kita yang tahu

201703100719 Kotabaru Karawang


O RUMAH O RUMAH O RUMAH O RUMAH

O rumah kulit terbuka berpintu sembilan
Tetap bercahaya dalam bayang-bayang sayap
Aman damai sejahtera dalam keselamatan
Sembilanpuluh sembilan kunci menghalau gelap

O rumah daging terbuka berpintu tujuh
Dihantar kunci empatbelas telungkup di sajadah
Tetap bersujud dalam penghambaan yang utuh
Sadar pengabdian hingga masanya langit terbelah

O rumah tulang terbuka berpintu sembilanbelas
Bertasbih dalam berdiri ruku sujud dan duduk
Sesungguhnya nyata ada pada ayat-ayat yang jelas
Telah datang pesan kepada siapa harus tunduk

O rumah sumsum yang sembunyi dan terjaga
Yang memuja Maharaja yang memuji Mahakasih
La ilaha illa Allah Penguasa Semesta Ada
Rumah dibuka rumah ditutup sejati tanpa pamrih

201908220934_Kotabaru_Karawang






AKU MASIH DI SINI (2)

  AKU MASIH DI SINI (2)   Kini aku di sini menari dalam bait-bait puisi Mendendangkan lagu-lagu hati lagu-lagu mati Dalam surgaku dalam nera...