Rabu, 08 Juli 2020


MEMANDANG CERMIN RETAK  

Meski terasa datar ini jalan setapak yang menanjak
Bara di sekitar belukar membakar habis semua semak
Desah asap memicu erangan dan api ganas merebak
Sesal tidaknya ada ketika pohon rebah tergeletak

Angin mengaping silalatu* mengapung menyala sejenak
Rasa asing hinggap tertahan terhimpit lalu meledak
Di kegelapan hati setan menyeringai atau terbahak

Jalan setapak makin menanjak pengembara mendongak
Air kata-kata ditenggak meledakkan hasrat berteriak
Puisi semu digubah lalu dibaca dengan suara serak

Atap langit dinding langit bantal kasur semak
Meraba dada meraba jantung yang masih berdetak
Pemburu menahan langkah tapi dahan patah berderak
Engkau dan aku terbaring memandang cermin retak

201711130907 Kotabaru Karawang

DIMANA BATASNYA

Pagi aku nikmati
Hangat mentari pagi
Sendiri membaca sunyi
Dimana kau kini

Kenangan itu masih ada
Di dinding hati terbaca
Aku bertanya dimana batasnya

201802210927_Kotabaru_Karawang


KISAH BAYANGAN  

Rintik gerimis di kain payung
Tidak menghilangkan bayangan
Di jalan beton yang basah

Bayangan pendekku perlahan memanjang
lalu hilang
Karena aku tidak lagi kena cahaya

201612121033 Kotabaru Karawang


GADIS KECIL BERPARAS SUNYI  

(inspirasi judul dari Nan Ell)

mata sunyi pada paras sunyi gadis kecil memandang langit
mengirim pertanyaan bapakku di mana
mata sunyi pada paras sunyi gadis kecil melukis sakit
menunggu jawaban yang tak kunjung tiba

201611280914 Kotabaru Karawang


BIARKAN SAJA  

Biarkan saja jangan hiraukan
Dia yang sedang berjalan dalam mati
Jangan beri dia arak lagi karena mabuknya sudah sangat berat

Ia tahu kadar mabuknya
Karena itu dia tahu ke mana akan pergi
Dia telah pernah melewati pintu sekarat tanpa malaikat
Jadi biarkan saja dia bersenang-senang dengan sahabatnya
Yang makan kulit tinggalkan isi
Dan bersenang-senang pula dengan sahabatnya
Yang makan isi tinggalkan kulit

Dia gila dia mabuk dia makan kulit dia makan isi
Kau tak akan bisa mengukur gilanya
Sekaligus kau tak akan bisa mengukur cintanya

Dia mabuk dia mati tapi lihat langkahnya tak limbung
Dia tak murung tak terhuyung tak bingung
Karena di tangannya ada semua kunci surga
Dia akan masuk ke pintu surga mana yang ia suka
Jadi biarkan saja biarkan saja

Jangan ganggu dia agar kadar gilanya terukur
Jika kadarnya lebih bisa jadi ia naik ke puncak bukit
Dan berteriak lantang
Jangan percaya semuanya bohong

201601222035 Kotabaru Karawang


KUTATAP CINTAMU  

Dengan sentilan jari engkau melukis cinta
Pada lempengan tanah serambi mekah
Tubuh-tubuh rubuh runtuh luka jiwa luka raga
Jiwa resah raga berdarah

201612080511 Kotabaru Karawang


TENTANG SESUATU  

Bulan kuning sembunyi di balik awan
Bercerita tentang sesuatu
Semilir angin menggoyang dedaunan perlahan
Bercerita tentang sesuatu
Kucing mendengkur tergolek di teras
Bercerita tentang sesuatu
Cecak kejar-kejaran di dinding
Bercerita tentang sesuatu
Kelelawar terbang dalam gelap
Bercerita tentang sesuatu
Tikus mencicit di balik sampah plastic
Bercerita tentang sesuatu

Yang mahaadil yang mahaluhur
Yang mahakasih yang mahaghofur
Yang mahabathin yang mahalahir
Yang mahagagah yang mahabesar

Allahu akbar

1998000000 Kotabaru Karawang


KUKECUP TITIK ANTARA DUA ALIS  

pesona lubang gairah pada lekuk tubuh kekasih sudah kering kerontang habis
lebur musnah sirna hilanglenyap ditelan raut wajah kematian
yang menyapa indahsaat kukecup lembut titik antara dua alis
ah. rupanya di situlah kuburanmereka yang mati dalam pengembaraan

aku harus berkata kasihan kepada para peziarah yang menghantar tangis
mereka menunduk haru tenggelam dalam saat membaca nama pada nisan
bukankah itu hanya huruf-huruf yang disusun baris demi baris
apakah benteng kesetiaan sama harganya dengan istana kesetiaan

kukecup nikmat titik antara dua alis
kubiarkan diriku hanyut di sungai yang tak berhulu tak berhilir
dan aku tidak peduli lagi dilubuk mana aku akan tenggelam

aku masih berharap bertemu dengan si lumpuh si tuli dan si buta
meski lumpuh tuli dan buta lidahnya tak berhenti berdzikir
saat terang dengan benerangnya dan saat gelita dengan gelapnya malam

201610291135 Kotabaru Karawang


TALI KUTANG HITAM  

ada tali kutang hitam pada punggung putih
saat angin semilir datang melenggang menarikan tirai jendela
dan ketika ada usapan lembut aku berbisik lirih
biarkan aku menjadi Adam dan kau menjadi Hawa

ini adalah malam yang aku menyematkan rasa pada bibir
ini adalah malam yang aku teriakkan ke langit agar jangan berakhir
ini adalah malam pertemuan Adam dan Hawa di padang pasir
ini adalah malam yang semuanya luruh dalam takbir dan dzikir

sembunyikah cinta pada pandangan ketika menatap
sembunyikah cinta pada kaki gembala ketika menaklukkan kuda liar
sembunyikah cinta pada kawah ketika memuntahkan lahar

ini adalah semesta terang dan semesta gelap
direcah dikunyah dimamah dalam mabuk yang sadar
hidup bukan sekedar

201610272024 Kotabaru Karawang

LELAKI DAN AYAT-AYAT DI KEBUN  

Lelaki di kebun duduk di pondok tanpa atap
Ke batas pandang terhalang mega-mega putih menatap
Bergumam sendiri apakah aku siap

Lelaki di kebun menanam kunyit
Gagang pacul didekap dahi mengernyit
Jika izrail datang kuatkah aku menahan sakit

Lelaki di kebun menanam sirsak
Menatap tanah dunduk duduk sejenak
Ah. Izrail datang nafasku sesak

Lelaki di kebun menanam serai dan petai
Bergumam Izrail datang semoga santai
Jangan sampai aku menyeringai

Lelaki di kebun menanam delima
Bergumam “inni as aluuka ridhaka”
Hatiku lumayan lega

Lelaki di kebun menanam papaya
Bergumam tiada daya tiada upaya
Kau Mahakuasa

Lelaki di kebun menanam rambutan
Bergumam wajar penuh kekhawatiran
Karena mencatat “khata i wa nisyaan”

Lelaki di kebun menanam semangka
Berdo’a selama diizinkanNya
Bukan untuk surga juga bukan neraka

Lelaki di kebun menanam manggis
Harapan tak pernah habis
Menggumpal dalamtangis

Lelaki di kebun menanam kedondong
Gemetar lidahnya akan dipotong
Ridha mengaku tak sengaja bohong

Lelaki di kebun menanam kenanga
Bergumam aku pergi sendiri saja
Semoga betah dan tak kembali ke dunia

201604250841 Kotabaru Karawang

CINTA DAN RINDU ITU SATU  

Demikianlah cinta dan rindu menampakkan diri jika masih dua
Kadang-kadang engkau begitu dekat terasa menjadi helaan nafasku
Kadang-kadang begitu jauh hingga aku bertanya engkau di mana
Lalu aku tersipu malu ketika aku sadar bahwa aku sedang memelukmu

Kadang-kadng engkau terlihat di depan, kita sedang berhadapan
Pada saat yang sama engkau terasa di belakang mendekapku syahdu
Aku malu, bagaimana mungkin sedqang kuingat tapi terlupakan
Bukankah kemanapun aku menghadap di sana ada wajahmu

Kepak, bagaimana mungkin aku melihatnya jika sayap tidak ada
Riak, bagaimana mungkin aku melihatnya jika tidak ada air
Dan manis, bukankah tak terpisahkan dari madu

Aku ingin tenggelam dalam rindu dengan tidak lagi menyebut cinta
Akuingin hanyut tenggelam dengan tidak lagi menyebut hulu atau hilir
Aku ingin tidur dan jaga dalam satu cinta dan rindu

201610141405 Kotabaru Karawang


PRESIDEN DAN TIDUR SIANG  

Pada suatu hari ketika Bung Karno menjadi Presiden
aku mimpi dipanggil dan diberi uang

Pada suatu hari ketika  Pak Harto menjadi Presiden
aku mimpi dipanggil dan diberi uang

Pada suatu hari ketika Pak Habibi menjadi Presiden
aku mimpi dipanggil dan diberi uang

Pada suatu hari ketika Gus Dur menjadi Presiden,
aku mimpi dipanggil dan diberi uang

Pada suatu hari ketika Bu Mega menjadi Presiden,
aku mimpi dipanggil dan dberi uang

Pada suatu hari ketika Pak SBY menjadi Presiden
aku mimpi dipanggil dan diberi uang

Pada suatu hari ketika Pak SBY menjadi Presiden lagi
aku mimpi dipanggil dan diberi uang

Pada suatu hari ketika Pak Jokowi menjadi Presiden
aku mimpi dipanggil dan diberi uang

Pada suatu hari ketika Pak Jokowi menjadi Presiden lagi
aku mimpi dipanggil dan diberi uang

Tahun dua nol dua empat ada presiden baru
Jika matiku dipanjangkan aku berumur tujuhpuluh delapan
Presiden baru juga sama tidak akan memberiku uang

201608162100 Kotabaru Karawang

PUISI SITI SUNDARI



Nur Rofik KS


 

Mawar Berduri



LILIK PUJI ASTUTI


DILEMA
Pagi masih terpenuhi hamparan embun
Tersiksa rasa meredam rindu tak berujung
Melerai hati agar selalu bisa memahami
Nyata tak mungkin akan bisa dimiliki
Semilir angin tambah gigil pada raga
Semburat jingga mulai menebar pesona
Menghias indah barisan awan pada angkasa
Jemari mulai peluk ringkih badan
Semoga menjadi indah semua harapan
Walau dilema datang mengoda pikiran
Membuang rindu untuk berdiri tegak kembali
Walau engkau terus menjadi imajenasi hati
Aku coba buang desiran halus ini pada ilusi
Agar dilema hanya terukir pada barisan puisi

Krian 6 Juli 2020
Ujung GSM






LILIK PUJI ASTUTI

L ihatlah taman bunga, betapa
I ndahnya kelopak yang sedang mekar
L ihatlah di tepi kolam, angsa
I ndah putih sayapnya, sepasang berenang
K ejar-kejaran menikmati indahnya hari

P ercikan airnya memercik ke rerumputan
U jung ranting tersiram daun bersimbah basah
J emari lentik lembut memetik kuntum
I ndah kuntum seindah harapan sepenuh jiwa

A h. kalau saja keindahan ini tidak berlalu
S iang tetap cerah dan malam tetap ceria
T entu akan sirna segala resah dan gelisah
U ntuk apa aku aku disini jika bunga-bunga mekar ini
T etap akan layu dan dedaunannya gugur ke bumi
I ndah dan cerianya semoga tetap mengisi hati
K ala kesunyian mendekap diri

202005041149_Kotabaru_Karawang

Kasandra Pamela Anjarani



Jagad Satria Pasopati Candra



INDAH SRI HARTATI



IIS YUHARTINI


Ifa Arifin Fakih

Gita Rakasiwi

Bintang pujaan telah berlalu
Tinggallah segumpal hati merana
Tanpa suara menangis kelu
Rasa luka tersayat pilu
Mendera jiwa kian gulana
Tak bertemu makin sembilu
Langit perlahan menghitam
Bumi kian kelam
Gelap makin mencekam
Bulan hilang tenggelam
Dago Pakar, 17.07.2020



NYANYIAN SURAU
 
Aku di telaga
Mendengar nyanyian surau
Memanggil jatuhnya senja
Bilal masih menunggu

Bidadari berkerundung senandungkan lagu
Kalam pengetuk tidurnya jiwa
Pertanda pelangi segera berlalu

Bergegas langkah menuju surau
Membilas haus dan dahaga
Bersujud pada Yang Satu

Aku di surau
Dalam dekapan senja
Menanti Engkau berseru
Tiada menyebut nama

Dago Pakar, 19-06-2020


MERANGKAI LAUTAN
Di lautan luas
Mendaki puing runtuh
Karang merepih tandus
Layu kehilangan tangguh

Meraba kerikil pasir mendesis
Menyulam rumput yang ranggas
Merangkai gelombang menjadi alas

Dago Pakar, 19-06-2020

AKU MASIH DI SINI (2)

  AKU MASIH DI SINI (2)   Kini aku di sini menari dalam bait-bait puisi Mendendangkan lagu-lagu hati lagu-lagu mati Dalam surgaku dalam nera...