Senin, 06 Juli 2020


RAMBU-RAMBU  

rambu-rambu ada di tubuh
tegak sadar utuh

di kiri kanan kubaca ayat
di atas bawah kubaca adat
di depan belakang kubaca sifat
di tengah aku ada
tidak jauh tidak dekat
aku memelukmu dalam nafas hayat

rambu-rambu ada di tubuh
tegak sadar utuh
dalam merah darah bumi dan langit direkat
pasrah

rambu-rambu ada di tubuh
tegak sadar utuh

198900000000 Kotabaru Karawang


MEMBACA  

Aku sedang berjalan dalam badai padang pasir garang
Melangkah mengikuti rahasia batyang-bayang
Sambil menghitung tigapuluhtiga butir untuk kubawa pulang
Dari surga sudah kuambil ikatan empatbelas helai benang
Kuuntai benang pasirku menjadi sembilanbelas ronce panjang

Pada setiap butir pasir ada bayang-bayang dzat
Pada bayang-bayang dzat ada ukiran sifat
Pada ukiran sifat kubaca sembilanpuluh sembilan nama
Dan semua telah sedang dan akan menjadi mahanyata

201301260619 Kotabaru Karawang


PEDIH AKHIR FEBRUARI


kering air mata
meniti pematang di anak benua
meniti rahasia yang menjelma

menjadi teriak
menjadi injak

menjadi kayu
menjadi batu

aku bisu


202002290757_Kotabaru_Karawang


BERI AKU  

beri aku satu kata saja
agar aku bisa mulai menulis lagi
aku inhin bercerita tentang rasa
yang aku temukan di ujung jemarimu

beri aku satu warna saja
agar bisa mulai melukis lagi
aku ingin menulis tentang rindu
yang aku temukan pada getar genggamanmu

201506120849 Kotabaru Karawang


MENELUSURI SEPI  

akhir sya’ban pada sekeping malam
ada rembulan remang di balik awan
aku sedang sesak dalam tenggelam
di lubuk dalam bernama kenangan

aku tidak bisa katakan tidak yang aku tahu
meski daging tercabik

aku senang menyisipkan rindu
sesekali aku menyanyikan lagu
meski lidah sudah kelu

kenangan berjalan sendiri
menelusuri sepi
menuju akhir yang sangat pasti
mati

200800000000 Cikampek Karawang


RINDU SEPERTI HUJAN PAGI  

Pagi hujan lagi seberkas rindu menghampiri hati
Di tepihati indah sekali rindu merajut serpihan kenangan
Begitulah dalam rindu kenangan dirajut utuh kembali
Seperti jutaan titik air yang jatuh menjadi hujan

Engkau tidak akan pernah mengerti seperti apa cintaku
Jika engkau mengenang dekapanku sebagai nelayan asing
Yang mengintai kapanlengahnya penjaga pantai
Lalu seouas hati membantai setelah iotu tertawa puas
Engkau tidak akan pernah mengerti seperti apa cintaku
Jika engkau mengenang kecupanku  sebagai berahi anjing
Mendekat merintih menjilat ingin dibelai
Membaca senyumku sebagai seringai ganas

Mengukur hanya sampai lantunan
Mengukur hanya sampai nyanyian
Mengukur sampai batas khayalan

Padahal aku yang kau lihat dengan mata
Bersemayam dalam jiwa
Batin adalah gambar mahanyata

Pagi hujan lagi titik airnya jatuh pada dedaunan
Kusebut banyak nama ketika bibir terkatup
Ada namamu melekat

Rindu dan cinta adalah cerita panjang yang tak diselesaikan
Gairahnya tak pernah redup
Tegak dalamterang namun tak terlihat

201603260719 Kotabaru Karawang


MIMPI KEMBALI  

aku mencoba membuat tiruanmu dengan khayal
ternyata percuma sia-sia aku sunggubebal
ketika tiruanmu menjelma dalam lagu-lagu
tak bernyawa meski terdengar sendu

ketika tiruanmu muncul dalam kata
betul bisa dibaca tapi hampa makna
ketika engkau kumculkan dengan kata cinta
betul bisa diraba bis dirasa
namun hambar tanpa jiwa
tanpa sukma

lalu bagaimana agar aku memeluk
membawamu  mimpi bersama tidur semalam suntuk
ternyata khayalku dalah pikiran terkutuk
keangkuhan yang tak pernah mau tunduk

kekasih kirimi aku surat yang berisi ramuan hidup
agar matahariku tak redup

201501211139 Kotabaru Karawang


GURINDAM EMPAT  

Tenggelamlah dalam tasbih yang tak luntur karena sunyi
Lebur dalam tasbih yang tak lepas dari suci hakiki

Tenggelamlah dalam tahmid yang tak pernah berhenti
Lebur dalam tahmid yang tak dibatasi oleh mati

Tenggelamlah dalam tahlil yang dari mata tak tersembunyi
Lebur dalam tahlil yang buta hati tak jadi saksi

Tenggelamlah dalam takbir yang tak pernah berakhir
Lebur dalam takbir yang tak dibatasi bibir

201806142249 Kotabaru Karawang


HANYA KAU DAN AKU (2)  

Aku tak akan bercerita kepada siapapun tentang kita
Tidak, meski kepada ibujari kaki atau kepada ubanku
Aku takut indahnya hilang musnah tak bersisa
Lebih dari itu akutakut di dinding hatiku ada luka baru

Ah, tidakkah kau lihat sayap laron hangus trbakar
Menabrak daun pintu capung gajah ingin bebas
Anak lipan merayap dari kegelapan ke luar
Ah, aku tak akan bercerita rahasianya tak akan kulepas

Aku tak akan bercerita kepada siapapun tentang kita
Tentang pasrahmu bersandar di dadaku malam itu
Dan tentang kehalusan punggungmu ketika kusentuh

Biarlah rahasia tetap menjadi rahasia
Biarlah tetap bisu di langit biru
Biarlah kenangannya kusimpan indah

201608041124 Kotabaru Karawang


HANYA KAU DAN AKU  (1)

Masih ada waktu untuk merenda luka
Meski lembayung di barat terlihat
Selalu ada waktu untuk mengetuk pintu
Selalu ada waktu untuk mendekap
Karena waktu adalah milikmu
Dan karena aku adalah bayanganmu

201609022015 Kotabaru Karawang


NUSA ANTARA aku

Tiba waktu layu dalam lagu  
tak bisa menyanyi tapi mengerti
Tetap berteriak inilah aku
ada yang tak menampakkan diri

Tiba waktu beku dalam buku
ada buku jadi sampah tak terarah
Hingga terjungkal tak lagi mampu
masih ada darah asli merah

Tiba buta dalam batu
jemari berhias juta bisu hati
Hidup menghidupkan hantu
yang mati dihidupkan yang hidup mati

Mengirim do’a ke langit tak jelas
do’a jadi debu ditiup angin bablas
Kerudung di atas bawah diretas
bujang perawan amblas

Lelah mengajar hasil kurang ajar
banyak yang hanya hingar bingar
Lelah mengobati hasil tak pasti
lari ke setiap diri pasti mati

Diantara nyata yang tak tampak dimata
tak akan terwakili dengan kata-kata


201502100809_Kotabaru_Karawang


BERCINTA DI SEMESTA LEPAS  

getar cintamu kunikmati penuh
bukan hanya membakar lidah dan bibir
tapi seluruh tubuh runtuh
dalam dzikir

pengembaraan telah berakhir
pada sepucuk surat lewat tulisanku sendiri
kaukirimberita dalam liku-liku berpikir
kau tidak membiarkan aku menunggu lagi

mari berpelukan dan jangan lepaskan
dekap erat hingga tak ada batas
biarkan getaran puncaknya menembus langit

mari terbang dalam sebenar-benarnya kepuasan
bercinta di semesta lepas
hingga tak ada manis pahit

201501112020 Kotabaru Karawang


BA SIN MIM (1)  

menangislah
keringkan air matamu
agar esok tak ada keluh kesah
agar esok tak ada lagi ragu

kita diadakan di sini untuk menjadi saksi
rahman rahim tak berbatas
pada langit pada bumi
kecuali hati batu yang mengeras

kita berada pada manzilah
yang utuh yang retak yang belah
semua akan musnah

hanya satu penyaksian bashiran
hanya satu penyaksian sami’an
hanya satu penyaksian mutakaliman

201411121050 Kotabaru Karawang


RAHASIA MANTRA LASKAR

Sembur burr puah puah puah air mantera disembur
Bibir monyong gigi ompong mata tua lamur
Lancar kumat-kamit semua jampi mantera campur baur
Bernas semburan bernas mantra di kumbung jamur
Laskar dedemit laskar hantu serentak kabur

Okok Si Genderuwo Bongkok terhempas jongkok
Toker Si Hantu Beser lintang pukang lehernya bengkok
Ber ber bur bur bor bor Si Kuntil teriak kena getok

Duduk jembalang diam sembunyi
Angin mantera mengejar membawa tali
Ringan bagai kapas mantera melayang mencari
Bulu berdiri tulang mengigil gemeletuk nyeri
Dewa-dewa dibawa ajal dewi-dewi dijemput mati
Lalu kemenyan diraup bur dan puah semalam suntuk
Pantat yang sembunyi ketahuan karena berbau busuk
Bernas mantera bernas doa bernas kasak-kusuk
Laskar tak bertuan ke dalam kotak silakan masuk

Jumlah laskar dicatat cermat
Atau perang semakin berat
Pagar akan rubuh pelataran akan lusuh
Gila dan waras dalam rahasia mantra utuh


201810150728_Kotabaru_Karawang


SERIBU BULAN  

cahaya lembut seribu bulan di wajahmu menyelinap rasa
cahaya seribu bulan membakar belantara cinta jiwa
putih arangnya aku jadikan rangkaian kata
kususun menjadi hiasan puisi untuk kuceritakan kepada dunia

cahaya lembut seribu kilat di matamu menyambar lihat
menyuramkan pendar cahaya matahari hati
putih bayangannya aku jadikan rangkaian kata pekat
kususun menjadi hiasan puisi untuk kuceritakan kepada dunia

seribu petir di telingaku menyambar dengar
menjadi nada yang membuai telinga
indah tatanadanya aku jadikan rangkai kata
kususun menjadi hiasan puisi untuk kuceritakan kepada dunia

tujuh lautan jadi tinta tujuh rimba jadi kalam
mencatat ayat menjadi surat tak terhingga
dalam dzikir bibir bertemu bibir seperiga malam
dalam harapan tak hendak surga tak hendak neraka

201512200057 Kotabaru Karawang


DATANG DARI
 
datang
salak galak
dari
kotak otak botak

201809081220_Kotabaru_Karawang

AKU MASIH DI SINI (2)

  AKU MASIH DI SINI (2)   Kini aku di sini menari dalam bait-bait puisi Mendendangkan lagu-lagu hati lagu-lagu mati Dalam surgaku dalam nera...