Jumat, 10 Juli 2020

SIDI PUTIH BERSULAM ROS MERAH  

sengaja kurangkai huruf menjadi kata tentang sidi putih bersulam ros merah 
sengaja kurangkai kata menjadi kalimat tentang yang tampak samar dalam cahaya lemah
sengaja kurangkai kalimat menjadi bait tentang tubuh telungkup menyembunyikan wajah
sengaja kurangkai bait menjadi puisi tentang tangan jahanam yang liar menjamah

dalam cinta dan rahasianya terbakarlah apa yang harus terbakar
dalam cinta dan rahasianya hangus semua nalar
dalam cinta dan rahasianya satria gagah menebaskan pedang dan musuh terkapar
dalam cinta dan rahasianya ia menatap bangkai dilahap burung nasar

sidi purih bersulam ros merah tidak menyembunyikan apa-apa
tampak sangat jelas putihnya dan sangat jelas merahnya
meski sinar hanya terpancar dari sebuah lentera usang

kisah sudah ribuan tahun dan akan tetap ada dalam ribuan tahun
kisah al insan hayawan natiqun meramaikan dunia
kisah yang barangkali akan berakhir saat kiamat datang

201610281640 Kotabaru Karawang
al insan hayawan natiqun = hewan yang berpikir

KARENA BAHASA BISUMU




Apakah aku aku harus mengundang angin
Agar tersapu bersih remah cinta
Yang masih ada di ujung senja ini
Agar lepas tersapu habis terbang membubung tinggi
Habis tak bersisa seperti debu pada batu ditimpa hujan

Apakah aku harus mengundang ombak
Menggempur habis semua sunyi di pantai
Biarkan terhempas hancur lebur luluh lantak
Seperti ilalang kering sekejap jadi abu ditelan api

Sibakkan rambutmu jangan biarkan menutup wajah
Tatap aku dan bicaralah meski tanpa kata-kata
Aku akan mengeja setiap kedipan
Aku akan membaca setiap kerlingan
Aku akan membaca kalimat pada basah bibirmu
Lalu aku akan terbang ke langit
Menerjemahkan bisumu ke dalam bahasa semesta

201610071543 Kotabaru Karawang

JIKA BIDUK TERBALIK




Angin lembut bertiup mengembangkan layar
Biduk kecil melaju membelah ombak yang tenang
Laut lepas bairu menantang dada rasa terbakar
Kuatkah nakhoda jika ada hempasan gelombang

Di laut lepas dipandu kompas harapan tak lepas
Bahwa nun di sana ada pantai ada dermaga kekar
Akan ditabur benih di pulau yang subur

Sebiduk berdua bersenandung hati harap-harap cemas
Semua pulau masih jauh hanya tampak samar-samar
Hanya harapan demi harapan dipakai sebagai pengukur

Angin masih bertiup biduk berlayar ombak masih tenang
Awan masih putih langit masih biru cuaca masih terang
Jangan hindari kemungkinan angin akan bertiup kencang
Jika biduk terbalik dalam badai kau harus pandai berenang

201802251228 Kotabaru Karawang


MATA LIDI PAYUNG


Aku bertanya hai mata engkau melirik siapa
Kalimat apa yang akan kau lukis dengan tajam
Kekasihmu atau dinding hati tak berupa
Yang menyimpan rindu pada siang dan malam

Aku bertanya hai lidi dengan tali apa diikat
Hingga tampak sebagai sebuah dekapan erat
Apakah dengan cinta dan rindu yang saling lekat

Aku bertanya hai payung siapa yang engkau naungi
Hingga tampak setia meski ramai berganti sunyi
Apakah mega berarak langit biru atau pelangi

Mata lidi dan payung membisu seribu bahasa
Tanya tak berjawab gayung tidak bersambut
Karena mata lidi dan payung hanya untaian kata
Bukan basah embun pagi dalam selimut kabut

201912052200_Kotabaru_Karawang

PENJARA RUANG DAN WAKTU



Lepas dua helai tali hitam dari pentang gendewa
Lepas bersama gerai mayang terurai menutup dada
Kilat bintang kejora menyambar membakar dahaga
Layar terkembang biduk melaju diayun bayu perkasa

Debur ombak menderu menyalami pantai indah landai
Biduk lesu di dermaga habis cerita dan kisah usai
Besok berlayar lagi karena tak pernah sampai

Cemara di pantai tetap tegak haram mencium rebah 
Nyiur melambai lemah karena daun halusnya basah
Buih merintih gelembung mengaduh di pasir pecah

Langit di dalam langit di luar dalam jiwa bersatu
Binasa setan binasa jin binasa segala hantu
Lari berjalan merangkak kejar rahasia yang dulu
Ah, siapa yang tidak terpenjara ruang dan waktu


201911262127_Kotabaru_Karawang



TIDAK DATANG DAN TIDAK PERGI

selalu aku kembali kesini selalu malam dan siang
kembali ke bukit yang terbakar dalam basah
di telaganya mandi keringat ketika berendam dan berenang
sungguh luar biasa cintaku dibakar tak musnah-musnah

sedih hilang sirna gembira lenyap sudah
jauh entah dimana dekat mengapa tiada
mati rasa asam tak kecut garam lagi asin

telur lebur menjadi daging dan bulu indah
menjadi tulang menjadi sumsum patuk dan mata
lapar tak hendak bersanding kenyang tak ingin

selalu aku kembali kesini dari hari ke hari
dalam senang susah kematian untuk hidup yang diutus
di untaian waktu yang menjadikan diriku saksi
papan dan kafan teronggok bersandar dupa seratus

202002231416_Kotabaru_Karawang

YANG TERBUKA DAN YANG TERTUTUP




Dari rahasia ruh sang hidup terlempar suratan diantar
Musnah rasa mana siang mana malam mana barat mana timur
Ubun-ubun terbakar gunung bergetar bersambaran halilintar
Hilang segala rupa empat menggumpal satu dibatas umur

Lalu berlayar di samudera bimbang memilih dua jalan nyata
Matikah hidupkah jika mati apakah mati jika hidup apakah hidup
Jika hidup lihatlah burung nasar mengintai di luasnya angkasa
Jika mati kenapa tenggelam dalam kilatan yang tak pernah redup

Jadilah diri membawa aku mengaku aku menimbang salah dan benar
Menilai baik menilai buruk bermain dalam segala perumpamaan
Menari menyanyi lupa badan hantaran berjalan pada batas samar
Bercengkerama menimang tanya ini khayalan atau kenyataan

Rahasia dibiarkan jadi rahasia yang tertutup tetap tertutup
Sembilan lubang lebar menganga disuapi tidur garam wanita
Lalu datang senja yang pasti datangnya karena matahari redup
Yang terlempar jadi bangkai hidup menjadi tempat segala nista

201805250344_Kotabaru_Karawang


BERMULA DARI TIDAK



Ketika datang tidak ada maka tidak ada ada di seluruh titik
Dan titik adalah ada yang menjelma menjadi saksi berbalik
Lalu ada aku menjadi saksimu dalam gambar tidak empat
Maka aku disamarkan dalam satu satu empat
Lalu ada firman yang menjelma menjadi sabda
Kalian adalah saksi di bumi yang nyata

Ketika datang tidak ada maka tidak ada lebur dalam tidak ada
Dan titik adalah karena aku ada dalam tidak

Aku bersaksi dalam enam enam enam enam
Untuk enam dua tiga enam

Menjadi nyata ada dan tidak ada dalam empat tiga nol

Ini subuh kudus
Bukan kita dua dalam satu satu dalam dua

Tidak ada

2016060600419 Kotabaru Karawang

EMPAT TIGA NOL



Awalnya aku terpaku pada enam enam enam enam
Lalu datang padaku enam dua tiga enam
Aku melihat dua bilangan berbeda
Sama diakui kebenarannya

Dua bilangan yang nyata beda
Mengusik pikir mwengusik rasa
Ayat kitab yang mahacanti
Apa salahnya jika ditilik

Dua bilangan nyata berbeda
Empat tiga nol sungguhlah nyata
Cari selisih segala cara
Tetaplah pada angka yang ada

201804150807 Kotabaru Karawang

AIR MATA DI MARGOREJO



(untuk Bayu Prahara)

siang
kekasih datang
sayang
tidak telanjang

201609010732 Sleman Yogyakarta

KATAK DI RAHANG ULAR



di balik rumpun ilalang
katak di rahang ular bernyanyi riang
jangan ada kasihan karena tak ada jahat
demikian cinta tersembunyi dalam adat

201712180835_Kotabaru_Karawang

BUKAN HANYA MENDUNG



aku melihat utuh rindumu datang bersama hujan rinai
dan agung cintamu yang tulus datang bersama badai
menghapus semua ragu yang muncul dalam pertanyaan
menghapus semua angkuh yang muncul dalam pernyataan

seperti aku tak bisa menghitung titik air yang jatuh ke bumi
seperti itulah banyaknya rindu dan cintamu untukku
rahasia cintamu adalah dalamnya lautan yang tak terselami
keagungan dan kesuciannya tersembunyi dalam putihnya salju

beri aku api cintamu meski sedikit
biarkan aku kobarkan apinya hingga aku terbakar
lalu aku bisa berkata alangkah bahagianya menjadi debu

terbang abu dibawa cinta dan rindu jauh ke langit
sujud aku dalam pengabdian yang tak bisa ditawar
pada akhirnya tak ada sandaran selain kasih sayangmu

201612270832 Kotabaru Karawang

TIDAKKAH AKU MEMBERI PERINGATAN


kepadamu tidakkah aku memberi peringatan
untuk tidak membidikkan anak panah cintamu selain kepadaku
tidak untuk anak tidak untuk isteri kerabat sahabat teman
bahkan tidak untuk ibu bapakmu

bukankah telah aku teriakkan dengan lantang
jika kau kau lakukan kau hanya akan mendapat kecewa
dan kekecewaan itu seperti yang kau rasa sekarang
jadi luka dan lara dalam jiwa

cintalah hanya kepadaku karena aku kekasih sejati
sambil berjalan di muka bumi dalam tahun bulan minggu dan hari
sampai bilangan detik yang tidak kau ketahui
aku telah menyuruhmu melipat lidah bersunyi diri

kembalilah berjalan hidupkan semua rindu
dan jika kau ingin di manapun kau boleh singgah dulu
sempatkanlah menunduk melihat telapak kakimu
lalu hitunglah berapa banyak butir pasir yang menempel di situ

201711042253 Kotabaru Karawang

PENJARA BAHASA



Di sini aku terkurung dalam suara
Terjerat ragam rangkaian kalimat
Terjebak wajah untaian kata-kata
Namun meski terkurung aku merasa nikmat

Di sini aku terjaring baris-baris lirik
Dan bait-bait rahasia yang kait mengait
Aku terpancung dalam rona senandung

Aku merasa teriris diiris tercabik dicabik
Mengiris mengerang tanpa rasa sakit
Digiring menangis menjerit dan meraung

Di sini aku sekarang diberdirikan jadi saksi
Menjadi kalam menjadi hamba dalam penjara bahasa
Sebelum sampai batas waktu yang sudah pasti
Aku tetap menggubah puisi seindah yang aku bisa

201803310956 Kotabaru Karawang

TELAH ADA




Dibalut hitam tenggelam
Dibalut merah muda gila
Dibalut merah hitam menelan malam
Dibalut hitam merah tersiksa

Terperangkap kandang emas
Terperangkap sejuta cemas
Terperangkap helaan nafas

Tak berhenti melantunkan rindu
Tak berhenti menyelami satu
Tak berhenti mengharap bertemu

Telah ada jalan
Telah ada papan
Telah ada kafan
Telah ada kapan

201906152245_Kotabaru_karawang

YANG TERSURAT DAN YANG TERSIRAT




Jika bisa menginjak horizon yang terlihat jelas
akan terlihat horison lain nun jauh di sana
horizon demi horizon bukanlah sebuah batas
demikian batas itu tak ada untuk rindu dan cinta

seperti manis yang tak mungkin terpisAh dari madu
atau seperti buku dan ruas yang tak mungkin lepas
demikianlah selalu berpadu antara rindu dan cinta

lalu atas kasih dan sayang apakah mesti ragu
pelukan dan dekapan semata-mata karena ikhlas
terukir indah dalam pikir dan rasa

bacalah ayat yang tersurat dan pahami yang tersirat
berenanglah lalu menyelamlah di kedalaman samudra
hilangkan sebutan batas yang bernama jauh dekat
bukalah tirai sehingga terlihat jelas yang nyata

201810161715 Kotabaru Karawang

TIKAR DAN LEMBARAN KERTAS



tikar dan kain telah dilipat
jaring dan jala telah diangkat
rakit telah ditambat
melangkah pulang belum terlambat

matahari belum tergelincir
angin masih semilir
hati menimbang rasa otak merancang pikir

di mana kapak akan ditetakkan
di mana panah kata akan dibidikkan
di mana kata akan dipuisikan

memandang jauh ufuk yang semakin jelas
merunduk pandang ke bawah mendongak ke atas
tengadah tangan menabur bibit-bibit bernas
menuliskannya menjadi puisi pada lembaran kertas

201711042253 Kotabaru Karawng


CINTA DAN RINDU KEPADANYA  

tidak siang tidak malam cinta bisa datang bersama rindunya
ingin berdekapan erat membaca ayat demi ayat dalam nafas
dalam ungu dalam biru dalam hijau dalam jingga
terbang datang terbang pergi ke langit lepas

ah, betapa indah cinta dan rindu yang datang
langit jadi tambah cantik angin jadi tambah sejuk
alun mengalun tetap pada gelombang
menukik dalam ke dasar samudra hati tunduk

tak akan pernah sama cinta dan rindu yang telah datang
dengan cinta dan rindu yang sedang datang
juga dengan cinta dan rindu yang akan datang
sungguh aku mengasihani sujud yang hilang

cinta datang malam datang siang dengan rindu bersama
dalam kisah sajadah yang direngkuh didekapkan pada dada

dalam binar tatap dan semburat senyum pelangi
dalam gemulai dan lentik jari penari
dan akhirnya semua membeku dalam mati

201603312226 Kotabaru Karawang

AKU MASIH DI SINI (2)

  AKU MASIH DI SINI (2)   Kini aku di sini menari dalam bait-bait puisi Mendendangkan lagu-lagu hati lagu-lagu mati Dalam surgaku dalam nera...