SYAIR TULAH
ATAS FIRAUN
Dengan
basmalah aku awali
Menyusun syair
kisah Sang Nabi
Kata maaf
mohon diberi
Jika kisah tak
persis asli
Kisah Musa
berbentuk syair
Ketika Musa
tinggalkan Mesir
Sumbang karya
aku berpikir
Bentuk syair
jangan berakhir
Kisah ini
hanya penggalan
Semoga menjadi
bahan bacaan
Kaum muda
penghuni zaman
Bentuk syair
jadi catatan
Yang aku pilih
penggalan mana
Ketika Mesir
kena bencana
Ulah Firaun
keras kepala
Mengaku
dirinya tuhan yang kuasa
Musa diutus
‘tuk mengingatkan
Namun Firaun
Allah keraskan
Kalimat Musa
tak dihiraukan
Setiap nasihat
ada bantahan
Sadarlah
Firaun berkata Musa
Jika engkau
membantah jua
Akan datang
ragam bencana
Menimpa Mesir
neg’ri tercinta
Firaun
menjawab ‘ku pasti bisa
Mengatasi
segala bencana
Ahli sihir seluruh
Negara
Kupersiapkan
‘tuk melawannya
Jika sudah
nyata begini
Firaun tidak
mau mengerti
Merasa diri
jadi ilahi
Musa tak mau
perduli lagi
Bencana tiba
satu persatu
Menghantam
negeri bagaikan hantu
Ahli sihir
beribu-ribu
Kalau tak mati
hanya termangu
Meski air
dijadikan darah
Firaun tidak
gelisah
Seujung rambut
tidak menyerah
tidak mundur
sejengkal tanah
Katak menjadi
isi negeri
Jumlah jutaan
membuat ngeri
Tapi Firaun
berkeras hati
Keras kepala
menjadi-jadi
Lalu datang
pasukan nyamuk
Mesir menjadi
neg’ri terkutuk
Firaun manatah
tunduk
Rela diri
menjadi busuk
Lalat pikat
tulah b’rikutnya
Penduduk Mesir
jadi sengsara
Terganggu
segala sendi hidupnya
Tetap Firaun
‘nyerah tak suka
Sampar ternak
menjadi hantu
Mesir kembali
jadi terganggu
Firaun tetap
kepala batu
Enggan
bertobat mulut membisu
Tulah Mesir
susul menyusul
Penduduk tidak
bisa berkumpul
Kena musibah
sang barah bisul
Negeri semakin
jadi amburadul
Hujan es turun
bersama api
Membuat derita
seisi negeri
Firaun yang
hatinya mati
Tetap
menantang kuasa ilahi
Masuk ke Mesir
tulah belalang
Penuhi angkasa
malam dan siang
Namun Firaun
tetap menantang
Firaun telaj
menjadi jalang
Tulah datang
berupa gelap
Tak lihat api
tak lihat asap
Raja dan
rakyat menjadi kalap
Karena gelap nafaspun
pengap
Anak sulung
mati mendadak
Tidak
bangsawan tidakpun budak
Sedih merana
ibu dan bapak
Terbangun pagi
‘nangis teriak
Ini penggalan
Musa dan Harun
Memimpin umat
lewati gurun
Jauh ditempuh
sabar dan tekun
Kepada Allah
memohon ampun
Umat yang ikut
amatlah banyak
Kakek nenek
ibu dan bapak
Tak tertingga
cucu dan anak
Ribuan
berbaris berarak-arak
Jarak ditempuh
sangatlah jauh
Menginjak
gurun tapak melepuh
Meski umat
s’lalu mengeluh
Musa dan harus
semangat sungguh
Tiada lapar
tidak dahaga
Karena ada
manna dan salwa
Mukjizat Allah
Yang Mahakuasa
Yang diberikan
kepada Musa
Tidaklah
gentar Harun dan Musa
Yakin ditolong
Allah Yang Kuasa
Meski panas
gurun membara
Bukan alasan
‘tuk putus asa
Hari demi hari
berlalu
Langkah umat
semakin lesu
Firaun gila
tetap memburu
Pasukan kuda
beribu-ribu
Ketika sampai
di pinggir laut
Umat berteriak
kalang-kabut
Jiwa dan raga
gemetar takut
Barisan rapi
jadi semrawut
Musa menangkap
getaran wahyu
Tongkat
dihempas di laut biru
Laut terbelah
menderu-deru
Hati sempit
mendapat harapan baru
Pasukan Firaun
semakin buas
Tidak ingin
tangkapan lepas
Melihat laut
terbuka luas
Firaun terpana
merasa waswas
Berdiri gagah
atas kereta
Panglima
menandang picingkan mata
Hati menimbang
pilihan dua
Apakah musuh
diburu saja
Atau kembali
ke Mesir saja
Pulang hampa
dan putus asa
Letih lelah
tidak berguna
Semua tak guna
dan sia-sia
Firaun
putuskan terus mengejar
Merasa Musa
t’lah kurang ajar
Musa dan Harun
musuh yang besar
Musa dan umat
harus dihajar
Ke dalam laut
yang terbelah
Pasukan
mengejar tiada lelah
Musa dan
umatnya segera musnah
Tak lagi akan
membuat susah
Musa dan umat
selamat sampai
Ke seberang
yang juga adalah pantai
Meski letih
tidak terlerai
Cita-cita
sudah tercapai
Pasukan siapa
kena perangkap
Di dasar laut
jelas terjebak
Dinding laut
siap menangkap
Pasukan Firaun
tak bisa sigap
Dinding laut
bersatu lagi
Firaun dan
pasukan dijemput mati
Kututup kisah
sampai disini
Selanjutnya
kita menangkap arti
Ada dua tokoh
utama
Dalam ini
cerita mulia
Pertama adalah
Nabi Musa
Yang kedua
Firaun raja
Dua-duanya ada
dalam AlQuran
Sebagai contoh
pengibaratan
Kebaikan dan
kejahatan
Di kehidupan
jadi pilihan
Saking Firaun
m’rasa digjaya
Menolak
menyembah Tuhan yang Esa
Namun diakhir
apa jadinya
Ia tercatat
ingkar durjana
Firaun mengaku
menjadi tuhan
Itu paham yang
ia paksakan
Namun akhirnya
dihinakan
Meski
pengakuan ia ucapkan
Aku mengakui
tuhannya Musa
Demikian
Firaun menyatakannya
Namun apa
hendak dikata
Sesal akhir
tiada guna
Setinggi
apapun ilmu di diri
Allah ajarkan
berendah hati
Besar kepala
sombong sekali
Sekuat apapun
pasti ‘kan mati
Meski air dijadikan darah
Firaun tidak gelisah
Seujung rambut tidak menyerah
tidak mundur sejengkal tanah
Katak menjadi isi negeri
Jumlah jutaan membuat ngeri
Tapi Firaun berkeras hati
Keras kepala menjadi-jadi
Lalu datang pasukan nyamuk
Mesir menjadi neg’ri terkutuk
Firaun manatah tunduk
Rela diri menjadi busuk
Lalat pikat tulah b’rikutnya
Penduduk Mesir jadi sengsara
Terganggu segala sendi hidupnya
Tetap Firaun ‘nyerah tak suka
Sampar ternak menjadi hantu
Mesir kembali jadi terganggu
Firaun tetap kepala batu
Enggan bertobat mulut membisu
Tulah Mesir susul menyusul
Penduduk tidak bisa berkumpul
Kena musibah sang darah bisul
Negeri semakin jadi amburadul
Hujan es turun bersama api
Membuat derita seisi negeri
Firaun yang hatinya mati
Tetap menantang kuasa ilahi
Masuk ke Mesir tulah belalang
Penuhi angkasa malam dan siang
Namun Firaun tetap menantang
Firaun telah menjadi jalang
Tulah datang berupa gelap
Tak lihat api tak lihat asap
Raja dan rakyat menjadi kalap
Karena gelap nafaspun pengap
Anak sulung mati mendadak
Tidak bangsawan tidakpun budak
Sedih merana ibu dan bapak
Terbangun pagi ‘nangis teriak
202103300512 Kotabaru Karawang