Kamis, 09 Juli 2020


DERMAGA KEMBALI SUNYI  

Kita telah mengumpulkan ranting-ranting kering
Sungguh akan terbakar seluruh setiap jengkal hutan
Akan terbakar tulang rusuk akan terbakar daging
Dan pasti akan mendidih darah dalam cawan

Sekarang kau yang menggumamkan mantra
Kau yang harus membuka semua pintu
Semua pintu atau stu pintu saja yang paling kau suka
Karena engkaulah sang nakhoda kaulah penentu

Ranting menunggu pemantik untuk berkobar
Kau mendaki dan aku mengejarmu berlari di bukit
Aku mendengar desah nafasmu terengah-engah lelah

Kelasi menanti lanjutan kisah dengan ribuan sabar
Nakhoda akankah kembali seperti dahulu memberi sakit
Karena kembali berpisah di dermaga sunyi air mata tumpah

201701041145 Kotabaru Karawang


SEMENTARA DI SANA KUSIMPAN

Pikiran bermain jauh dekat tak pernah usai
Hingga rinduku pada titik tak pernah selesai
Terlalu dekatkah sehingga tak perlu menggapai
Atau terlalu jauhkah sehingga tak akan sampai

Kubaca mantera yang kupungut dari wajah laut
Kugumamkan do’a yang kupungut dari rasa takut
Kuketuk nada nadi yang menari dalam kemelut

Hanya engkaulah maharahasia yang memberi arti
Atas apa yang tampak dan yang tersembunyi
Dan segala yang telah jadi lukisan dalam diri

Rinduku pada titik akan berakhir kapan
Telah kubentuk dalam lembaran-lembaran papan
Telah kuhampar pada selembar putih kain kafan
Sementara disanalah rindu kasih sayang kusimpan

202001010701_Kotabaru_Karawang


UNTUK APA  

kalau aku tak tahu untuk apa aku makan
aku tak akan bisa bedakan kenyang dan lapar
kalau aku tak tahu untuk apa air kutelan
aku tak akan bisa bedakan haus dan segar

aku harus belajar melangkah
sebelum kakiku berlari kencang
aku tak ingin lelahku tak punya makna

ke arah tonggak segera berlarilah
bekalmu cukup bawa jiwa yang tenang
agar di ujung sana kau bisa tertawa

kalau aku tak tahu apa itu gendut dan semampai
bagaimana bisa aku menari dengan gemulai
kalau aku tak tahu bedanya curam dan landai
bagaimana bisa kapalku selamat sampai di pantai

201805140703 Kotabaru Karawang


BUKAN HANYA SEKEDAR KATA  

seketi bait syair tak akan bica menahan banjir
selaksa madah prosa tak akan bisa menahan gempa
sejuta baris puisi tak akan menahan lahar mengalir
kalau begitu di mana kita letakkan sang bijaksana

tiap detik puisi lahir lihatlah bagai meteor
memenuhi langit sastra dalam bentuk berbagai wajah
bagaimana bisa dari keindahannya malah lahir penyakit

untuk apa bermadah jika madah malah menjadi teror
untuk apa berpuisi jika puisi tak lagi terasa ramah
sastra jadi kelabu penyair terpuruk tak bisa bangkit

ini dunia syair yang tak bisa menahan banjir
ini dunia prosa yang tak bisa menahan gempa
ini dunia puisi yang tak bisa menahan lahar mengalir
di sini kita belajar memilih kata yang bijaksana

201803131036 Kotabaru Karawang


AKU KEMBALI RINDU  

tasbihmu di tanganku
memadamkan api
aku kembali rindu
lalu rinduku kujadikan puisi

201512092247 Kotabaru Karawang


BARA CINTA  

Aku letakkan rindu pada tetes embun
Berhias bias sinar mentari pagi
Halus di ujung daun
Berkilai membelai langit hati

Aku senyum sendiri ketika aku tahu
Akan ada tetes lain setelaj ini berlalu

Aku menyimpan cinta suci
Salahkah jika jurai-jurai rindunya
Kuletakkan di ujung daun di embun pagi
Dan dengan cemburunya
Kubiarkan langit terbuka
Biarlah aku terbakar dalam bara cinta
Karena aku tahu cintamu cintaku juga
Rindumu rinduku juga

Biar kupeluk sunyi dan menyiraminya
Dengan air mata sepanjang malam
Sisa tangisnya kusimpan di lubuk dalam

Lalu kepada angin berbisik aku
Jangan rebut cintaku rinduku
Jangan mau cintaku rinduku

200500000000 Kotabaru Karawang




SATU  

Malam bayang-bayang tiang membelah terang
Di bayangan tiang sembunyi tersipu adenium
Malam semua lembaran kisah dikenang
Bulan di balik awan senyum

Semua yang pahit kusimpan pada peria
Semua yang manis kusimpanpada madu
Coretan di dinding hati kuhapus semua
Jangan ada satupun nktah di situ

Biarkan berjejer indah kenikir kuning
Biarkan kemuning tetap bening
Menebar wangi sepanjang malam hening

Kita telah sepakai waktu untuk bertemu
Di dinding hati tak boleh ada lukisan ragu
Semua akan jadi dan memang satu

201612262122 Kotabaru Karawang



KUNCI EMPAT TIGA  

hai mari sebentar kita jalan bersama
untuk melihat empatbelas pertama bilangan prima
dalam alqur”an tempatnya nyata
angka berakhir di empat tiga
nyata dimulai dengan dua tiga

hitungan berlanjut ke lima tujuh
itu berlanjut ke satu satu
diikuti satu tiga dan satu tujuh
angka berikutnya nyata satu sembilan
yang selanjutnya dua tiga dua sembilan
ada tiga satu kelanjutannya
tiga tujuh empat satu dan empat tiga

gerangan berapa hasil jika dijumlah
otak berjalan menghitung hasil
zaman berganti hasilnya akan tetap
adalah dua delapan satu sangatlah nyata
lalu apakah angka mengandung rahasia
indahnya teras jika dibuka

201709021523 Kotabaru Karawang


NYANYIAN BELALANG MALAM  

Nyanyian belalang malam merayu membakar rindu
Menemani bulan redup di balik mega tersipu malu
Batang dahan anting diam membisu

Malam sepi wajah-wajah telanjang dipasang
Letih dipanggang siang pulas dalam harapan hilang
Di langti masih tersenyum kecil bintang-bintang

Lelap di bawah langit-langit mimpi menyibak gelap
Merajut kembali harapan esok indah yang hampir lenyap
Berdiri menantang gentar yang kadang-kadang menyelinap

Kaki telah melangkah langkah tak bisa berbalik
Tangan harus mengepal jika tidak semua akan tercabik
Nafas karena leher sendiri dicekik

201712131017 Kotabaru Karawang


AKU AKAN SETIA

Aku akan setia Yang, setia sampai mati
Setia mengingat dada kenyalmu dahulu, sungguh
Meski nyatanya kini
Dadamu hanya segelambir kulit lusuh

Aku akan setia Yang, setia sampai mati
Setia mengingat mulutmu yang wangi
Meski nyatanya kini
Mulutmu hanya bersisa gusi

Sampai mati aku akan setia, Yang
Mengingat lembut ketiakmu putih kuning
Meski nyatanya kini tak lagi merangsang
Karena aromanya lebih ke bau pesing

Aku akan setia sampai mati tentang engkau
Selagi ada nafas keluar masuk hidung
Seperti dulu jika berpisah aku galau
Mari sini duduk bersama agar aku tak bingung

Siang aku akan setia dan malamnya juga
Tak akan kubiarkan lewat tanpa mengenang
Kisah indah limapuluh tahun kita bersama
Mengarungi musim hujan dan kemarau gersang

201907230000_Kotabaru_Karawang



CATATAN DI MARGOREJO  

(1)
di sini aku berbaring berselimut lembab kabut
kamar hening kenangan lalu lalang carut marut

(2)
putih membaca putih hitam membaca hitam
putih membaca hitam hitam membaca putih

201710102100 Margorejo Jogjakarta





JARAK TERDEKAT DENGANMU  

Jarak terdekat adalah sebatas saat berpelukan
Dekapan erat yang mendesak dada membawa cemas dan waswas
Saat terasa perjalanan senja yang hampir tiba diperbatasan
Dan telah tertulis di perbatasan itu dari sini dan lepas

Jarak terdekat adalah saat saling menatap
Tatapn segala warna yang harus runut kuterjemahkan
Pada saat seperti itu aku ingin semua ragu lenyap
Akankah perjalanan panjang ini berakhir dengan kesia-siaan

Jarak terdekat dalam mihrab keberduaan
Kuyakini sebagai bentuk pengabdian yang sempurna lengkap
Ke dalam samudra cinta dan ridho hidup mati kuserahkan

Jarak terdekat adalah satu pertanyaan
Jawabannya bisa membawaku terbang atau aku terperangkap
Inilah aku yang bukan malaikat dan bukan pula setan

201705041929 Kotabaru Karawang


TITIK HITAM  

Kau beri aku kesempatan
Menatap titik hitam
Yang melekat pada bayangan
Dan ketika kau jatuhkan
Bayangan di tanah putih
Lengkaplah kisah kasih

201804190637 Kotabaru Karawang


AKU RINDU PADAMU

titik hitam yang jatuh
pada bayangan di tanah putih
jadi pemantik yang membakar cinta dan kegilaannya
kobaran dan jilatan lidah apinya melelehkan sedih
menegur diri yang bangga mandi dosa mandi hina

tanah putih tanpa rumput
tanpa belukar tanpa semak
bukan hutan bukan rimba bukan sabana bukan stepa
diinjak telapak lelah kaki
pengembara yang mencari cinta

sedih yang meleleh menari
bersama detik yang berdetak
gemulai semampai memeluk kemarau
yang datang salah mangsa
pengembara bertekuk lutut
mati dalam keangkuhannya

titiK hitam yang melelehkan sedih menjadi rintih
tersembunyi dalam bayangan
yang jatuh di sela bukit
dosa jadi mainan hina jadi hiasan
gila cinta kekasih
lidah api berkobar menjilat
asapnya membubung ke langit


201806041652_Kotabaru_Karawang


JEJAK DAN TONGGAK DI PADANG ARAFAH  

Didudukkan aku pada tonggak satu satu empat
Beralas permadani lima dalam batas empat ruas
Enam enam enam enam menjadi saksi yang kuat menngikat
Satu empat dua sembilan satu sembilan bukan batas

Menyelam dalam ba sin mim aku menyentuh tiga
Kubaca nama dalam empat alif lam lam ha
Bersayap empat aku terbang ke langit dengan satu dua
Kembali ke satu empat aku berjalan di bumi nyata

Pada sajadah rata dua dua dua satu empat yang tujuh
Dalam mihrab aku bertemu sempurna alam sepuluh
Aku lusuh aku kumuh aku rubuh aku runtuh

Ketika lenyap apa lenyap siapa lenyap semua tanya
Kitab jelas kitab yang hidup kitab berjalan terbaca
Aku membaca aku dibaca aku hina

201708140807 Kotabaru Karawang


KELASI DI DERMAGA SUNYI  

Sendiri
Di dalam mihrab berselimut sepi
Kelasi miskin bersemedi
Lewat dua hari memeluk sunti
Bercumbu memuaskan diri
Bersma kekasih hati

Berdua
Dengan kekasih yang nyata
Membakar diri dengan gila
Mengeja nafas
Diri dihempas
Mencari rahasia tonggak batas
Lepas

Bertiga tenggelam
Dalam lautan Allah Muhammad Adam
Menyenandungkan kalam
Dibaca dan membaca alam

Berempat
Sadar sahabat
Ikatan semakin erat
Dekapan semakin kuat

Dalam sumsum tulang daging darah
Pasrah

201701020802 Kotabaru Karawang

AKU MASIH DI SINI (2)

  AKU MASIH DI SINI (2)   Kini aku di sini menari dalam bait-bait puisi Mendendangkan lagu-lagu hati lagu-lagu mati Dalam surgaku dalam nera...