Selasa, 14 Juli 2020


DARI API KE API  

Api yang tertanam dalam sekam dibawa kuda berlari
Berlari kuda membawa api dalam erang berat nafas yang deras
Bibir digigit liur api menetes kental jatuh dipasir putih
Api bernafas dalam keringat

Naga api yang tidur pada lekukan bukit bergerak gagah
Burung pelatuk mengangguk memagut lubang pahatan api
Paruh api tajam menghunjam untuk diam
Api bernafas dalam pejam

Gedung tinggi runtuh di bumi api berdebam
Kepul debu api menyelimuti dada kembar menggeliat
Meringkik ingin lebih melengking menjerit ingin
Api bernafas semakin panas

Sepi mencekik lembu api melenguh subuh tubuh luruh
Dahan patah ranting letih daun gugur bumi api layu
Gelas melayang perlahan jatuh luluh api jadi butiran kaca
Api bernafas dalam darah dan darah

Api langit malam hitam
Langit-langit kamar putih api

201612050914 Kotabaru Karawang


DARI PUNCAK KE CINTA  

puncak cinta merapi cinta
meletus cinta tuhan cinta
debu cinta awan cinta
panas cinta wedus cinta
gembel cinta lahar cinta
dingin cinta pengungsi cinta
mengungsi cinta jalan cinta
licin cinta relawan cinta
reporter cinta tentara cinta
polisi cinta rumah cinta
sakit cinta dokter cinta
perawat cinta lurah cinta
camat cinta bupati cinta
gubernur cinta menteri cinta
presiden cinta malaikat cinta
tuhan cinta

201001101039 Kotabaru Karawang


PUISI ENAMBELAS JUNI (1)
(untuk SITI SUNDARI)

di tamanmu yang indah lemah gemulai engkau menari
lembut hatimu menyentuh langkah yang tertatih-tatih
tentang barat dan timur engkau percaya matahari
kau sebar kasih sayangmu utuh tanpa pamrih

dari tamanmu yang indah engkau mendendangkan cinta
sehingga terang kembali yang dibalur gelap heolita
meski di dinding hatimu engkau menyembunyikan rahasia

engkaulah bunga yang mengharumkan taman-taman
membangunkan mereka yang letih dalam penantian
kau sentuh lembut untuk bangkit dan penuh harapan

di tamanmu dan dari tamanmu semoga engkau tetap semerbak wangi
kelopak bunga dan kasih sayangnya semoga tak redup
penopang tiang penyangga harapan diri
memberi arti betapa indahnya makna sebuah hidup

201806160000 Kotabaru Karawang


BIBIR DAN NAMAMU  

aku tak tahu lagi membedakan kepada apa aku rindu
putih kuning hitam atau merahmu semua tampak damai
dan seperti janjiku malam ini
aku tumpahkan semua pada kanvas

peluklah aku jangan lepaskan lagi
meski aku hanya sekedar gambar
seperti yang kau mau rabalah semua
lubangku yang sembilan ini
kini menjadi bilangan tak terbatas

lepas menembus tujuh petala langit
biarkan bibirku lekat dengan namamu

201429122330 Kotabaru Karawang


CINTA YANG MENJADI DUSTA

Ketika kau mengaku cinta lalu dengan pengakuan itu bibirmu kau hiasi dengan dusta
Lalu dengan dusta itu kau bangga karena kau merasa telah memenangkan perang
Itu adalah awal dari malapetaka yang akan membawamu ke dalam derita
Tapi pikiran dan perasaanmu pasti menolak karena derita itu belum terasa sekarang

Seketika Hawa menelan buah terlarang dan melihat dirinya telanjang
Buah yang sama juga telah kau telan ketika dalam pelukannya engkau terbakar menggelinjang
Kau tidak sadar itulah api asmara yang akan menggeleparkan dirimu panas terpanggang

Kau pasti menolak untuk disebut bodoh karena buah terlarang itu rasanya semanis madu
Kau pasti menolak disebut gegabah karena memang pelukan itu yang jadi mimpimu selalu
Jangan sebut aku tak mengingatkan karena semuanya telah aku ceritakan sejak dulu

Aku tidak akan terkejut jika esok lusa dusta semerbak harum menghias bibir
Dari tonggak ke tonggak dusta tumbuh subur seakan tidak akan berakhir
Aku tidak akan menertawakan dirimu juga tidak akan mencibir
Karena kisah utuh tentang dirimu dalam takdir telah terukir.

201908081921_Kotabaru_Karawang



CINTAKU CINTAMU TAK PERNAH LUSUH  

Lelaki yang mengukir malam dengan jemari
Kembali duduk sendiri mendepa cinta kekasih
Kering bibir letih mengucap ribuan kali
Berkelana menyebut nama dalam bisik lirih

Lelaki yang mengukur malam dengan sila yang kukuh
Bercanda dengan degup jantung dan darah mendesir
Gelegak cinta dan rindu semesta utuh seluruh
Berharap dekapan kekasih tidak berakhir

Lelaki telah memegang kunci dan pintu tekah dibuka
Hangat lembut belaian kekasihmembara dalam gelap
Biarkan malam dengan sunyi dan heningnya mencatat

Lelaki menumpahkan air mata pada sajadah tua
Lalu duduk menengadahkan tangan penuh harap
Jangan adalagi jauh dan jangan ada dekat

201611301433 Kotabaru Karawang


BUNGA PUTIH  

Bunga putih dimataku dalam hempasan angin
Tembus pandanang menari jalang
Baring telentang lalu meliuk garang
Oh, malang sendiri dijalan gersang

Bunga putih dimataku dalam pelukan ingin
Berselimut resah dalam air gerah
Di dinding hati meletakkangelisah
Oh, parah menunggu tapi tak pernah mengalah

Bunga putih dimataku dalam pelukan belukar
Didekap dahana asmara terbakar membakar
Dalam remang terpanggang menggelepar
Oh, malang bukan hanya sekedar

Bunga putih dimataku menari bersama matahari
Daun-daun muda gugur atau direnggut sendiri
Kumbang salah menghampiri
Menuju kanan hinggap di kiri
Oh, ngeri membaca esok hari

201312261759 Kotabaru Karawang


BUIH PADA GELOMBANG  

Buih adalah buih
Dan gelombang adalah gelombang
Dua-duanya menjadi kisah laut

Sedih adalah sedih
Dan senang adalah senang
Dua-duanya adalah dua yang bertaut

Menarilah buih cantik
Jangan berbalik
Menarilah gelombang senja
Melukis pada kanvas jiwa dengan kuas cinta

Meski lukisannya hanya akan menjadi bunga
Dan bunganya hanya menjadi kenangan saja
Jangan pernah bosan membaca kisahnya
Dan biarlah rahasia tetap menjadi rahasia

201707140105 Kotabaru Karawang


CERITA DUA TANGKAI BUNGA KUNING  

Dua tangkai bunga kuning
Denganku akan menjadi saling asing
Yang setangkai rumpunnya kulihat kering
Setangkai lagi batangnya telah miring

Aku berharap banyak dua tangkai bunga itu mekar
Semerbak wangi menjadi hiasan taman
Tapi amboi pongahnya berurat berakar
Aku putus harapan

Ah, bunga kuning kau bunga di tepi jalan
Bukan bunga hias di taman menawan
Hanya keberuntungan yang kau tawarkan

Dua tangkai bunga kuning
Denganku akan menjadi saling asing
Biji kering bibitnya kutanam di dinding

201704061230 Kotabaru Karawang


DUA CINTA  

Dengan jari gemetar dan tatap gelisah
Di dadaku engkau jatuh perlahan
Dalam bisumu aku tahu kau resah
Engkau luluh tak bisa bertahan

Aku menghirup harum rambutmu
Kukecup dahi dengan selaksa cinta
Kupegang bahu kau menatapku
Jembatan itu akhirnya terlewati juga

Simpanlah segala rahasianya
Jadikan pemicu rindu di relung kalbumu
Jangn berkisah kepada dunia

Semua kuntum akan mekar segera
Akan datang beribu kupu-kupu
Ingin hinggap pada sejatinya cinta

201408051509 Kotabaru Karawang



ENAM KALI LIMA

siang tuli malam bisu nmenyekap
dada gelap nafas megap
hilang harap otak miring kalap
semakin jadi putus sarap
mantap

riuh rendah suara nyaring 
panggung zaman konser otak miring 
hilang bening berpaling
mengadu kepada tuhan dinding
bising

ada yang belajar gila
mimpi konyol mengubah dunia
memakai kata-kata
menutup mata dunia nyata
senjata

kasihan pikir diparkir
dianggap apkir
disimpan di pinggir
masih dan terus nyinyir
anjir

kitab dilipat
melihat mana sempat
jemari dimakan karat
mata jiwa sekarat
bangsat

meremas tiga delapan
terbang menelan awan
bersipongang berbulan-bulan
mabuk minum arak secawan
edan

201907270735_Kotabaru_Karawang


INI TONGGAK

aku tak ingin dan juga tidak tak ingin
hanya sekedar menandai lewat bisik angin
jika satu jumat lewat
jumatku semakin dekat

201304162013_Kotabaru_Karawang


KAPAN LAGI

Kapan lagi menari
Seperti malam itu
Bersatu dalam hati
Mandi biru ungu

Cinta rindu kembali terbang
Tinggi melayang di awang-awang
Hilang batas malam siang

201912242100_Kotabaru_Karawang


INI ADALAH SENJAKU (2)  

Cinta merangkak datang
Meminjam mata menyibak bukit putih terang
Memandang dalam rasa gelap melayang

Cinta merangkak datang dalam gelap
Menyembelih rintih sedih erat mendekap
Meminjam matamu dalam sayu terperangkap

Kali ini aku tidak berani menantang senja
Hari yang pergi satu demi satu penuh cerita
Dan di batu nisan catatan rindu tak akan ada

Cinta lewat mata yang saling menatap
Terbang ke batas pandang
Merenda luka tiap jengkal penuh harap
Meninggalkan jejak malam jejak siang

Cinta merangkak datang
Meminjam mata menyibak bukit putih terang
Memandang dalam rasa gelap melayang

201604170631 Kotabaru Karawang


INI ADALAH SENJAKU (1)  

ketika engkau berdiri pada pagi yang ceria
engkau hanya tahu tentang senja
dan nanti ketika engkau berdiri pada senja
matahariku telah terbenam dan aku telah tiada

ini adalah senjaku
aku menangisi senjaku karena aku telah memelukmu
aku menangisi senjaku karena engkau telah memelukku
kita berpelukan seperi gelombang pada laut
kita berpelukan seperti berani pada takut
kita berpelukan seperi manis pada madu
kita berpelukan seperti ruas pada buku

ini adalah senjaku
yang kutempuh dengan pertanyaan tak terjawab
di ujung langkahkuyang limbung kugenggam kitab
kubaca kitabku sendiri dan kupersaksikan kepadamu

ini adalah senjaku dan ini adalah cintaku

ketika engkau berada pada pagimu yang ceria
engkau hanya tahu tentang senja
tapi tak akan pernah merasa
namun nanti akan tiba juga saat senjamu
saat itulah kita bertemu memadukan rindu
kita sama berada dalam pelukannya
terbuka semua tabir semesta

ini adalah senjaku
biarkan aku menangisi senjaku
membasahi jalan setapak dengan air mata
yang menitik karena kesadaran tentang jumpa

201601202239 Kotabaru Karawang

AKU MASIH DI SINI (2)

  AKU MASIH DI SINI (2)   Kini aku di sini menari dalam bait-bait puisi Mendendangkan lagu-lagu hati lagu-lagu mati Dalam surgaku dalam nera...